Cirebon, 21 April 2025 – Borneoindonesianews.com — Dalam suasana santai penuh kehangatan, penulis berkesempatan berbincang langsung dengan Sultan Abdul Gani Natadiningrat, pemangku Keraton Kacirebonan yang hingga kini tetap konsisten menjaga warisan sejarah dan budaya leluhur di tengah derasnya arus modernisasi.
Dalam perbincangan tersebut, Sultan menyampaikan sejumlah harapan serta kegelisahan yang sepatutnya menjadi perhatian serius, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat dan para pemangku kebijakan. Salah satu hal yang ditekankan adalah kurangnya perhatian terhadap kekayaan budaya Cirebon dalam dunia pendidikan, terutama dalam program studi tour yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah di wilayah Jawa Barat.
“Seringkali siswa lebih diarahkan berkunjung ke tempat bersejarah di luar Jawa Barat. Padahal, Cirebon menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Ini tanah leluhur yang merekam jejak awal masuk dan berkembangnya Islam di Tanah Jawa,” ungkap Sultan Abdul Gani dengan nada penuh harap.
Lebih lanjut, Sultan juga menyoroti pentingnya peran tokoh agama dalam menjembatani pemahaman terhadap budaya keraton. Menurutnya, masih terdapat jarak antara tokoh agama dan nilai-nilai seni budaya keraton. Padahal, sejarah berdirinya keraton di Cirebon tak terlepas dari peran para wali dalam menyebarkan Islam melalui pendekatan budaya.
“Bayangkan jika para santri diajak memahami sejarah keraton. Mereka tak hanya mengenal nilai budaya, tetapi juga menyelami bagaimana Islam dan tradisi berjalan seiring. Ini akan memperkaya wawasan dan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air,” ujar Sultan yang dikenal sebagai tokoh pelestari budaya.
Namun demikian, Sultan mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya perhatian dari pemerintah daerah maupun legislatif terhadap keberadaan keraton. Ia menyayangkan bahwa komunikasi antara pihak keraton dan para anggota dewan sangat jarang terjadi, bahkan nyaris tak ada langkah konkret untuk menjadikan keraton sebagai bagian penting dari agenda pembangunan budaya daerah.
“Kami tidak menuntut kemewahan. Yang kami harapkan hanyalah penghargaan atas warisan sejarah. Keraton adalah bagian dari jati diri bangsa yang semestinya mendapatkan perhatian dan dukungan dari semua pihak,” tutur beliau penuh harap.
Menutup perbincangan, Sultan Abdul Gani Natadiningrat mengajak seluruh elemen masyarakat—dari kalangan pendidikan, tokoh agama, hingga pemerintah daerah—untuk bersatu menjaga, merawat, dan melestarikan nilai-nilai luhur yang tersimpan di balik tembok-tembok tua Keraton Kacirebonan. Karena sesungguhnya, masa depan budaya bangsa terletak di tangan generasi hari ini.
(Raden Prawira)