Cirebon, 17 Desember 2024 – Bertempat di Jalan Kimuneng, Blok Dadap, Desa Beberan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, acara Haul pertama Almarhum Kyai Jainudin berlangsung penuh khidmat dan kemeriahan. Kyai Jainudin, yang dikenal sebagai salah satu Dewan Suro sekaligus pendiri Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) AL JABBAR, dikenang atas dedikasi dan perjuangannya membela rakyat kecil.
Acara yang dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai daerah ini diawali dengan kegiatan AL JABBAR Bersholawat. Dipimpin oleh Gus Aldi dari Karawang serta dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Abah Tohir dan Ustad Suhartono, suasana haul terasa sarat dengan nuansa spiritual.
AL JABBAR didirikan pada 5 Mei 2010 sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, khususnya praktik leasing yang kerap merugikan masyarakat kecil. Filosofi nama “AL JABBAR”, sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Karim Mag, salah satu pengurus, mengandung arti “menguasai” dan “diperhitungkan”. Lembaga ini menjadi pionir dalam membela hak-hak konsumen yang terpinggirkan.
Tak hanya bergerak dalam advokasi, AL JABBAR juga aktif dalam kegiatan sosial dan spiritual. Almarhum Kyai Jainudin menginisiasi berbagai program seperti Bimbingan Mental (Bimtal) dan sholawatan yang rutin dilaksanakan setiap malam Rabu Kliwon. Program ini tetap berjalan hingga kini, melibatkan anggota AL JABBAR dari berbagai daerah seperti Subang, Banten, Bandung, hingga Tegal.
Pada 2012, AL JABBAR mencatat sejarah sebagai salah satu LSM pertama yang mengadakan dauroh, yaitu kajian kitab-kitab sufi, di bawah bimbingan Syeh Rokhimudin dan Almarhum Kyai Jainudin. Acara ini menjadi ajang mendalami tasawuf dan menggelar festival pembacaan kitab kuning, seperti Sakinah, Fathul Qarib, dan Alfiyah.
Sosok Kyai Jainudin tidak hanya dikenal sebagai pejuang rakyat kecil, tetapi juga sebagai tokoh spiritual yang dihormati. Gus Soleh Sudik dalam testimoninya menyampaikan, “Keistimewaan Almarhum Kyai Jainudin adalah bisa hidup dan bisa mati.” Pernyataan ini mencerminkan kehidupan beliau yang penuh pengabdian dan perjuangan untuk umat, sehingga kini makam Kyai Jainudin tetap ramai diziarahi oleh santri, kyai, dan tokoh masyarakat, mereka membaca Yasin dan tahlil sebagai bentuk penghormatan dan doa.
Haul pertama Kyai Jainudin menjadi pengingat akan dedikasi dan perjuangan beliau. Selain memperkuat spiritualitas, acara ini juga memperkokoh kebersamaan di antara masyarakat yang hadir. Semangat yang diwariskan oleh Kyai Jainudin terus hidup melalui program-program yang digagas AL JABBAR, menjadikan lembaga ini sebagai pelopor dalam membela umat dan rakyat kecil.
Acara ini menegaskan bahwa perjuangan Almarhum Kyai Jainudin tidak hanya terhenti pada jasad, tetapi terus dilanjutkan oleh generasi penerusnya melalui semangat keberanian dan keikhlasan untuk umat. [ EKA ]