Nyimas Kawunganten: Istri Kedua Sunan Gunung Jati yang Melahirkan Kesultanan Banten

Media Partner PWRI DPC Kota Cirebon | Lintas Suku, Agama dan Budaya

Oleh: Raden Prawira

Di balik sejarah Kesultanan Banten yang gemilang, terdapat sosok perempuan yang memiliki peran besar dalam penyebaran Islam dan pembentukan kerajaan tersebut. Dialah Nyimas Kawunganten, istri kedua Sunan Gunung Jati, yang bukan hanya dikenal karena kecantikannya, tetapi juga kontribusinya yang luar biasa bagi perkembangan dakwah Islam di Nusantara.

Asal Usul dan Pertemuan dengan Sunan Gunung Jati

Nyimas Kawunganten lahir dari keluarga bangsawan Banten, putri Ki Gedeng Kawunganten, yang memiliki garis keturunan yang diyakini masih terhubung dengan kerajaan Sunda Pajajaran. Kisah hidupnya mulai menarik perhatian sejarah ketika ia dibawa oleh Ratu Krawang ke wilayah Banten untuk memeluk agama Islam. Dalam perjalanan dakwah ini, Sunan Gunung Jati tertarik pada Nyimas Kawunganten dan menikahinya sekitar tahun 1475 M.

Membentuk Keturunan yang Berpengaruh

Pernikahan mereka membuahkan dua anak yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Yang pertama adalah Ratu Winaon, yang lahir pada 1477 M, dan yang kedua adalah Maulana Hasanuddin, lahir pada 1479 M. Maulana Hasanuddin kelak menjadi Sultan pertama Kesultanan Banten setelah berhasil mengalahkan Pucuk Umun dan menaklukkan wilayah Banten Girang pada 1527. Dengan begitu, Nyimas Kawunganten tak hanya menjadi istri seorang wali, tetapi juga ibu dari seorang raja besar.

Kesaktian dan Peran dalam Dakwah

Selain dikenal sebagai istri yang setia, Nyimas Kawunganten juga memiliki kisah kesaktian yang terabadikan dalam berbagai cerita rakyat. Salah satu yang terkenal adalah saat beliau membabad hutan Lebak Sungsang di Kedokanbunder, Indramayu, yang pada waktu itu dikenal sebagai tempat angker karena dihuni siluman ular raksasa. Dengan kesabaran dan kekuatan doa, Nyimas Kawunganten berhasil menaklukkan siluman tersebut, membuka hutan, dan menjadikannya tempat yang subur untuk dakwah Islam.

Legenda dan Ziarah

Kisah hidupnya tetap dikenang hingga kini. Nyimas Kawunganten dimakamkan di Desa Kedokanbunder, yang kini dikenal dengan Makam Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten. Makam ini menjadi salah satu situs ziarah yang ramai dikunjungi, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam di tanah Banten dan sekitarnya.

Sejarah dan kisah kehidupan Nyimas Kawunganten memberi pelajaran bahwa perjuangan perempuan dalam membangun peradaban tak kalah pentingnya dengan kontribusi tokoh-tokoh besar lainnya. Ia adalah simbol kekuatan, keteguhan hati, dan ketulusan dalam mengabdikan diri pada agama dan masyarakat.

Disadur dari:

Jatimtimes.com, 1 September 2024

Nasional.okezone.com, 27 Februari 2023

Portalmajalengka.pikiran-rakyat.com, 2023

Mata Pantura.republika.co.id, 2023

IKLAN
IKLAN

News Feed